Biskuit Pencegah Osteoporosis Buatan Siswa SMAN 2 Bengkulu Selatan Laris di Seoul, Korea Selatan
Biskuit Pencegah Osteoporosis Buatan Siswa SMAN 2 Bengkulu Selatan Laris di Seoul, Korea Selatan. Biskuit dari cangkang keong emas yang mampu mencegah kerapuhan tulang atau osteoporosis ciptaan siswa SMAN 2, Kabupaten Bengkulu Selatan, terjual habis di Seoul, Korea Selatan.
Kesempatan tersebut berlangsung dalam event "World Inventory Creativity" (WIC) awal Agustus 2018.
Sebanyak 7 siswa diterbangkan ke Seoul untuk bertanding dalam event internasional tersebut.
"Kami memamerkan Biskuit yang mampu mencegah kerapuhan tulang dengan bahan baku cangkang keong emas," kata juru bicara siswa Veni Aprisal, di Bengkulu, Kamis (9/8/2018).
Biskuit tersebut meraih dua medali emas di Seoul.
Saat itu, tim membawa 30 cup Biskuit dan terjual habis di Korea Selatan.
"Kami menggondol dua medali emas pada event itu. Seluruh jualan Biskuit kami laku terjual habis dengan harga 1 dollar per cup," kata guru pendamping, Gusniarti.
"Warga Seoul suka makannya. Saat kami sebut ini dari cangkang keong mereka sempat kaget, tetapi tetap lanjut dimakan," imbuh Veni seraya tertawa.
Biskuit ini awalnya merupakan hasil Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bengkulu Selatan.
Karya ini sebelumnya sempat menyabet penghargaan internasional pada event Fiksi di Bandung tahun 2016.
"Ini temuan lanjutan yang terus kami lengkapi sehingga layak dipasarkan secara massal," ujar Veni.
Ide ini didapatkan dari studi literasi pustaka dan informasi di internet.
Para siswa melihat kandungan keong emas mengandung 66,70 persen kandungan kalsium oksida.
Jadi, lanjut dia, kandungan zat kapur sangat banyak dan bisa mencegah osteoporosis.
Cara membuat Biskuit ini adalah dengan membersihkan cangkang dan direndam dengan air panas.
Kemudian cangkangnya diambil dan direndam air bersih selama enam jam.
Setelah itu, cangkang direndam dengan air jeruk selama enam jam dan dijemur selama satu hari.
Cangkang ditumbuk menjadi halus seperti tepung.
Bahan utama kue ini ditambah juga dengan tepung terigu, sagu, maizena, telur, gula pasir, baking soda, dan lain-lain.
"Kami membuat tiga rasa. Nanas, cokelat, dan original disertai informasi gizi," ujar Veni.
Kepala Sekolah SMAN 2 Tarman Hayadi menjelaskan sudah banyak hasil temuan siswanya menyabet prestasi internasional di Seoul, Malaysia, dan Hongkong.
Temuan itu berupa es krim anti HIV, Biskuit pencegah osteoporosis, dan semprotan ramah lingkungan anti nyamuk demam berdarah.
"Kami berharap pemerintah dapat support penelitian para siswa dan ikut mematenkan serta menjadikan temuan siswa menjadi industri massal yang dapat meningkatkan perekonomian daerah," ujarnya.
No comments